KUALA KAPUAS, DeTAK - Kelestarian situs budaya berupa rumah Ot, yakni jembatan batu dengan panjang sekitar 500 meter, air terjun dan benda peninggalan sejarah lainya di Desa Datah Girih, Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas terancam punah.
Ini lantaran perkebunan kelapa sawit merambah kawasan itu, menyusul adanya sengketa lahan. Padahal rumah terbuat dari batu berlobang tersebut merupakan peninggalan suku Dayak Ot yang tinggal di hutan pada waktu itu. Mereka diketahui belum terjamah kemajuan zaman dan selalu berpindah.
“Sangat disayangkan kawasan cagar budaya itu dirambah perkebunan kawasan kelapa sawit,” sebut Kepala Dinas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kapuas (Dispora IKP), Edy Lukman Hakim melalui Kabid Pariwisata, Katanggar, pekan lalu.
Menurut Edy, sebenarnya apabila dilestarikan situs budaya tersebut dapat mendongrak pendapatan asli daerah (PAD). Bukan tak mungkin, melalui desa wisata akan membuka ekonomi masyarakat setempat.
Informasi Mantir Adat setempat menyebutkan hingga kini masih terjadi Permasalahan sengketa lahan antara perusahan dan masyarakat sekitar.
Ia harapan persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
Sehingga menghasilkan kesepakatan, dimana letak kawasan masyarakat dan perusahaan sawit itu sendiri. Sebelumnya, imbuh Katanggar, medio Oktober ini tim dari kabupaten, Dispora Provinsi, Universitas Palangkaraya (Unpar) dan Badan Pertanahan Nasional (Bapenas) akan turun ke lokasi guna melihat dan melakukan pengukuran.
Ditambahkan Edy, persoalan dihadapi dalam pemetaan budaya pariwisata karena lokasi situs berada di lingkungan warga sekitar. Seperti diketahui hingga kini keberadaan masyarakat Suku Dayak Ot masih ada di belantara hutan Kalimantan Tengah, hanya saja sulit ditemukan.
Dijelaskan Kabid Pariwisata, hal itu dikarenakan pola hidup berpindah dan sering bersembunyi di balik dahan kayu untuk berburu binatang apa saja di hutan dengan cara menyumpit. Selain takut dengan suara senjata, mobil maupun kendaraan bermotor lainya.
“Cerita turun-temurun menyebutkan suatu keberuntungan bertemu dengan Suku Ot. Mereka pun akan senang apabila diberikan tembakau nkiloan dan garam sebagai tanda mata,” ujar Katanggar. (DeTAK-nordin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar